Selasa, 17 Juli 2012

Desa Wisata Kebonagung



Jenuh dengan aktivitas dan kesibukan monoton khas perkotaan????? Ada salah satu solusi yang ditawarkan khas di daerah Bantul yaitu Desa wisata Kebonagung. Desa kelahiranku ini masih menyimpan keindahan alam dengan warna hijau persawahan, suara sapi yang melenguh dan kicauan burung yang terdengar merdu di pagi hari.  Penduduk desa yang saling menyapa juga menjadi pengalaman berkesan. Ada juga budaya lokal, kerajinan tangan atau permainan air yang dikemas secara menarik. 


foto ( Elda) di daerah persawahan saat menghabiskan senja

Awalnya, wilayah Kebonagung menjadi bagian dari Kesunanan Surakarta Hadiningrat. Lalu, dengan adanya Perjanjian Giyanti maka wilayah Mataram terpisah menjadi dua wilayah, Kerajaan Mataram pun terbagi menjadi dua. Pada masa sebelum muncul Perjanjian Giyanti wilayah Kebonagung merupakan bagian penting dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kebonagung merupakan wilayah penyangga pangan bagi Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Disamping itu, Kebonagung juga digunakan sebagai tempat pembuangan atau pengasingan bagi garwa selir Raja Surakarta. Dalam bahasa Jawa pengasingan ini lazim disebut dengan istilah dikebonkan. Oleh karena proses pengebonan itu terjadi di tempat yang agung, maka sejak itulah wilayah tersebut dikenal dengan nama Kebonagung.



Desa Kebonagung bisa juga disebut desa wisata pertanian. Sebutan ini karena tawaran yang disajikan ialah pemandangan aktivitas warga desa ketika membajak sawah, proses menanam bibit padi dan kegiatan sehari-hari warga Kebonagung.  



Bendung Tegal

Tak hanya itu, para wisatawan juga bisa menikmati Bendung Tegal yaitu sebuah bendungan yang menampung air dari Sungai Opak. Selain bisa mempelajari sistem irigasi, wisatawan juga bisa mencoba serunya olah raga dayung. Ada juga perahu naga yang bisa digunakan untuk mengelilingi Bendung Tegal.   Bahkan, perahu-perahu ini pernah digunakan untuk lomba perahu naga tingkat nasional. Fasilitas penunjang lainnya ialah home stay dan kano.

Selain dipuaskan dengan wisata air dan pertanian, pengalaman Anda semakin bertambah dengan adanya acara tradisional di Desa Kebonagung seperti kenduri, wiwit atau labuh. Kenduri merupakan perayaan yang diisi dengan doa bersama untuk memperingati peristiwa-peristiwa yang dianggap penting seperti mitoni, atau upacara tujuh bulan untuk bayi, tahlilan dan peringatan rumah baru. Sedangkan, upacara wiwit atau labuh berisi kegiatan memberikan sesajen atau sesembahan yang berisi hasil pertanian. Tujuannya mengucapkan terima kasih atas rejeki yang diberikan oleh Tuhan serta mohon keselamatan, kedamaian dan kesuburan di masa depan. 

Anda bisa juga mengasah kepekaan dalam bermusik dengan belajar karawitan atau gamelan. Lalu, ada juga kesenian jathilan. Jathilan ialah kesenian yang menggabungkan antara tarian dengan kekuatan magis. Pada daerah lain kesenian ini dikenal sebagai jaran kepang..

Jika Anda sudah lelah belajar, maka ini saat yang tepat untuk belanja oleh-oleh. Selain ada batik tulis, warga Desa Kebonagung memiliki kerajinan tangan yang disebut dengan Tatah Sungging, Batik Keramik, dan Batik Topeng Kayu. Batik tulis ialah lukisan yang ditorehkan di kain menggunakan malam (lilin–red) cair. Tatah Sungging ialah kerajinan yang menggunakan kulit, baik kulit sapi atau kambing. Kulit tersebut diolah menjadi aneka kerajinan seperti wayang, lukisan, topi dan lain-lain.

Sedangkan batik keramik dan batik topeng kayu mirip dengan batik tulis. Bedanya, batik tulis menggunakan kain sebagai media lukis, sedangkan batik keramik menggunakan keramik dan batik topeng kayu memakai topeng sebagai media lukis.  

Catatan:

Desa Wisata Kebonagung terletak sekitar 17 km ke arah selatan kota Yogyakarta. Letak desa wisata ini juga berdekatan dengan lokasi makam raja-raja mataram di Imogiri. Desa Kebonagung terdiri dari 5 padukuhan yaitu:  Padukuhan Tlogo, Padukuhan Kalangan, Padukuhan Mandingan, Padukuhan Kanten, Padukuhan Jayan.

Terimakasih telah membaca: Desa Wisata Kebonagung
Sumber: http://jttcugm.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar