Bakmi Pentil
Eits,
awas! Jangan salah menyebut nama bakmi ini. Kepleset sedikit ketika nyebut
huruf è jadi é bisa berabe!
Bakmi
ini disebut pentil karena bentuknya mirip dengan pentil sepeda. Itu loh, karet
berwarna merah pada sistem katup pada ban jaman dulu. Kalo sekarang, ban
berpentil sudah jarang digunakan.
Terbuat
dari tepung kanji, membuat bakmi ini terasa kenyal dan ulet. Rasanya asin
sehingga untuk memakannya perlu ditemani dengan sejumput sambel. Ada 2 jenis
bakmi, yang kuning dan putih. Yang kuning ukurannya lebih besar dan tebal
daripada yang putih, rasanya sih sama saja. jajanan ini bisa didapatkan di
seputaran pasar beringharjo.
Wedang Secang
Wedang
secang adalah salah satu minuman yang sangat baik untuk kesehatan terbuat dari
kayu secang, ditambah gula batu, sere dan jahe.
Manfaat wedang
secang antara lain dapat mengatasi gangguan pembuluh darah koroner yang
menyempit. Selain itu, juga berfungsi mengurangi tekanan darah sehingga
perdaran darah menjadi lancar. Anda dapat membuat sendiri wedang secang yang
berkhasiat ini, cara membuatnya cukup mudah. Seperti menyeduh air, tuangkan air
dan bahan secang ke dalam baskom. Setelah bahan-bahan dicuci, langsung masukkan
ke dalam baskom bersama air yang akan diseduh. Setelah mendidih matang, air
secang bisa diminum. Tuang dalam gelas. Beri gula pasir atau gula batu
seperlunya. Nikmat rasa tak terkira. Hangat tubuh serasa disinari matahari
pagi.
Saat ini bahkan
sudah ada wedang secang dalam kemasan celup yang mudah aplikasinya. sekiranya
anda ingin menikmati wedang secang dengan suasana berbeda dapat ikut dalam
paket ziarah di makam Panembahan Senopati di komplek makam Kotagede.
Kue Moto Kebo
Seperti
namanya, kue ini berbentuk seperti mata kerbau, walau mata kerbau jelas berbeda
bentuknya dengan kue ini.
Awalnya ini kue
adalah mendhut, walau mendhut hanya terdiri dari sebuah tongolan saja sedangkan
ini ada 2 tongolan. Ada juga yang bilang ini adalah Kue Putri Mandi. Kalo Kue
Putri Mandi, kira-kira apanya yang membuat kue ini disebut “Putri mandi”, ya?
Kue ini terbuat
dari tepung ketan yang berisi unti (parutan kelapa bercampur gula merah)
berwarna merah dan hijau kemudian disiram dengan adonan putih yang terbuat dari
tepung beras. Adonan ini kemudian dibungkus dengan daun pisang kemudian
dikukus.
Sedangkan versi
lain menyebutkan bahwa Kue Mata Kebo itu berisi kacang hijau, sedangkan yang
berisi unti ini disebut dengan Kue Putri Mandi. Seperti yang saya bilang,
bentuk boleh sama, tapi nama bisa beda.
Rasanya?
Kenyal-kenyal tapi manis.
Kue YANGKO
Yangko adalah
sejenis makanan ringan yang terbuat dari bahan tepung ketan, bentuknya persegi
empat mungil, yang ditambah dengan baluran tepung terigu, Salah satu makanan
khas Kotagede ini berisi campuran cincangan kacang dan gula, namun kini semakin
banyak rasa baru bermunculan untuk menyemarakkan cita rasa yangko. Selain rasa
asli, kini bisa pula ditemui yangko dengan rasa buah-buahan, seperti
strawberry, durian, dan melon.
Yangko memiliki
kekhasan rasa. Kecuali rasa manis yang dominan, di dalam yangko kita juga bisa
merasakan wangi aromanya. Bentuknya yang kecil menyebabkan kita tidak cepat
ketika menyantapnya. Nuansa kenyil-kenyil atau cetit-cetit ketika kita
mengunyahkan mengundang sensasi kenikmatan bersantap.
Meski banyak
ditemui di Kotagede, namun ada yangko juga dapat ditemukan di berbagai pusat
oleh-oleh di Yoyakarta seperti kawasan pathuk, Jl Gadjahmada, dan jl. Mataram.
KUE KIPO (IKI
OPO)
Kudapan
kecil yang berwarna hijau ini merupakan salah satu kue basah tradisional
yang memasaknya dengan cara dipanggang. Paduan kelapa parut dengan gula merah,
dan dilapisi oleh kulit yang diolah dari tepung ketan, kipo memiliki rasa yang
lezat. Ukurannya yang kecil justru membuat kita semakin ketagihan. Satu potong
kipo besarnya tidak lebih besar dari jempol tangan orang dewasa (jadi cukup
kecil). Kipo dibuat dari adonan tepung ketan sebagai kulit luarnya. Di dalam
kulit tersebut terdapat isi yang dinamakan enten-enten yang terbuat dari
parutan kelapa muda yang dicampur dengan gula jawa. Perpaduan enten-enten
dengan kulit kipo yang terbuat dari ketan yang diadoni dengan santan dan
sedikit garam ini setelah dipanggang akan menghasilkan rasa yang manis-manis
gurih.
Makanan Gudeg
Gudeg (bahasa
Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka
muda yang dimasak dengan santan dan dibumbui dengan kluwek. Warna coklat
biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan
nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu
dan sambal goreng krecek.
Ada berbagai
varian gudeg, antara lain:
- Gudeg Kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.
- Gudeg Basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer.
- Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih.
Bakpia
Bakpia adalah
nama makanan khas Jogja yang kerap dipakai sebagai oleh-oleh wisatawan yang
datang ke Jogja. Pusat pembuatan bakpia selama ini dikenal di Pathuk, sebuah
kawasan di belakang Malioboro, tepatnya di sebelah barat kawasan Malioboro.
Kawasan ini sangat terkenal karena merupakan salah satu pusat kuliner di Kota
Yogyakarta dan menjadi “jujugan” wisatawan untuk mencari oleh-oleh khas Jogja.
Sate Sapi Di Lapangan
Karang Kotagede
Kota Yogyakarta
sangat dikenal dengan keragaman kulinernya. Di samping gudheg, beragam kuliner
dapat dinikmati selama berada di Kota Yogyakarta. Lapangan Karang Kotagede
adalah salah satu tujuan wisata kuliner yang dapat menjadi tujuan siapa saja
yang memiliki kegemaran mencicipi makanan khas. Disana disajikan sate sapi
dengan ketupat dan sayur tempe yang tidak dijumpai di tempat lain. Dengan
suasana malam yang tenang, anda juga dapat menikmati beragam masakan kambing
yang memiliki cita rasa tinggi. Nikmati suasana yang lain dengan hidangan yang
khas dari Yogyakarta di Lapangan Karang Kotagede Yogyakarta
Thiwul dan Gatot
Thiwul
Gatot
Tiwul,
atau Thiwul adalah makanan pokok pengganti nasi
beras yang dibuat dari ketela pohon atau singkong. Penduduk Pegunungan
Kidul (Pacitan, Wonogiri, Gunung Kidul) dikenal mengonsumsi jenis
makanan ini sehari-hari. Tiwul dibuat dari gaplek. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih
rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti
beras. Tiwul dipercaya mencegah penyakit maag,
perut keroncongan, dan lain sebagainya. Tiwul pernah digunakan untuk makanan
pokok sebagian penduduk Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
Terimakasih telah
membaca: Makanan Khas Jogja
Sumber:
pariwisatajogja.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar